Senin, 15 Juni 2009

shot-shot dalam film

Berikut adalah contoh dari pergerakan dalam sebuah plot. Namun
sebelumnya, perlu halnya untuk lebih mendalami shot-shot yang lazim digunakan dalam sebuah film.
Yang mana penjelasan ini meliputi ukuran, angle, dan fungsi daripada shot-shot tersebut. Berikut
kita mulai dari ukuran shot.

1. LONG SHOT
Jarak pengambilan yang cenderung luas. Menampilkan
situasi dengan fokus subyek yang lebih kecil. Dominan pada suasana yang mewakili plot cerita dalam
sebuah Scene. Subyek disini hanya sebagai indikasi keberadaannya pada sebuah situasi. Fungsi pada
plot adalah sebagai penunjukkan waktu dan lokasi.
2. MEDIUM LONG SHOT
Menunjukkan eksistensi
subyek pada sebuah situasi. Masih dominan pada suasana. Namun, subyek mulai diberi sedikit
identitas. Fungsi pada plot adalah untuk menunjukkan hubungan antara subyek dengan situasi di
dalamnya.
3. FULL SHOT
Ukuran subyek dalam sebuah frame, dari ujung kaki hingga kepala.
Berfungsi sebagai pengenalan sebuah karakter dalam cerita.
4. MEDIUM SHOT
Ukuran subyek dari
pusar hingga kepala. Fungsi pada plot adalah sebagai penunjukkan aktifitas.
5. MEDIUM CLOSE
– UP
Ukuran subyek dalam frame dari dada hingga kepala. Berfungsi sebagai penekanan
dialog, ataupun karakter.
3. CLOSE – UP
Ukuran subyek dari leher hingga batas atas
kepala. Berfungsi sebagai penekanan karakter, dialog dramatik, ataupun respon terhadap sebuah
situasi.
4. BIG CLOSE – UP
Ukuran subyek dari batas dagu hingga batas atas kepala.
Berfungsi sebagai penekanan karakter, atau respon/reaksi terhadap sebuah situasi dramatik. Hampir
sama dengan Close-Up, hanya saja lebih mendalam dalam penunjukkan karakternya.
5. EXTREME CLOSE
– UP
Ukuran subyek pada satu anggota/bagian tubuh. Berfungsi sebagai indikasi khusus
tentang sebuah aktifitas, ataupun reaksi yang sedang dilakukan.
6. VARIASI SHOT
Sebuah
pengambilan gambar tanpa adanya subyek/tokoh di dalamnya. Ada beberapa type Variasi Shot yang sering
digunakan dalam sebuah film, antara lain
- Establishing Shot
Sebuah penggambaran suasana ataupun situasi. Biasa digunakan untuk opening,
maupun clossing. Establishing juga sering digunakan sebagai permulaan sebuah babak baru, yang
dihadirkan melalui Optical berupa Fades maupun Dissolve. Keberadaannya berfungsi sebagai penunjukkan
waktu dan lokasi. Misalkan, sebuah rumah, malam hari.
- Beauty Shot
Sebuah pengngambaran obyek
yang bertujuan untuk memperindah adegan. Hampir sama dengan Establishing, hanya saja dalam Beauty
Shot obyek yang ditampilkan lebih berfungsi untuk memperindah frame. Memanjakan mata penonton dan
memberikan informasi secara tidak langsung. Misalkan, Close-Up sebuah bunga sakura.

Untuk lebih
memperdalam Shot, tentunya kita juga harus memahami angle/sudut pengambilan gambar (Shot) yang biasa
digunakan. Pada prinsipnya, ada 3 angle kamera yang digunakan untuk menggambarkan sebuah karakter.
Yaitu;

1. EYE LEVEL
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera sejajar dengan subyek. Dalam
sebuah dialog, pengambilan dengan angle ini untuk menujukkan kesejajaran antara tokoh satu dengan
yang lain.
2. HIGH LEVEL
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera lebih diatas, daripada subyek.
Dalam sebuah dialog, maupun adegan, posisi ini bertujuan untuk menggambarkan subyek yang lemah,
tidak berdaya.
3. LOW LEVEL
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera dibawah subyek. Dalam sebuah
dialog maupun adegan, posisi ini bertujuan untuk menggambarkan subyek yang kuat, angkuh, dan lebih
berkuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar